Kampung Nelayan Merah Putih: Mimpi dan Harapan Pemuda Pesisir Indonesia

Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI) menyambut baik terhadap program strategis pemerintah bertajuk Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai penguatan dan kelanjutan dari Program Kampung Nelayan Modern dan Kampung Perikanan Budidaya guna mengubah citra kawasan nelayan dan pembudidaya dari yang kumuh menjadi produktif dan berdaya saing.

Meskipun demikian, KPPMPI berharap dalam praktiknya mengedepankan kebutuhan masyarakat pesisir ketimbang keinginan pemerintah. Program KNMP tidak mungkin berjalan dengan penyeragaman pembangunannya secara nasional, mengingat keberagaman antara satu daerah dengan daerah pesisir lainnya. Oleh karena itu, menurut Ketua Umum KPPMPI, Hendra Wiguna, KNMP harus menerapkan pembangunan inklusif. “Mimpi pemuda pesisir KNMP ini mampu meningkatkan kemampuan atau keterampilan pemuda pesisir. Pemuda pesisir harus ditempatkan sebagai potensi untuk mencapai kesuksesan KNMP, sehingga yang dikatakan sebagai bonus demografi itu benar adanya. Maka dari itu, ruang-ruang pendidikan baik formal maupun non formal untuk pemuda harus menjadi bagian dari KNMP,” terang Hendra.

Menurut Hendra, pemuda pesisir yang terampil dapat berperan nantinya dalam memperkuat hilirisasi perikanan, utamanya dalam rantai pengolahan atau penambahan nilai serta distribusi produk. Sehingga dengan begitu akan memperkuat ekonomi perikanan, yang mana saat ini acap kali bergulat dengan persoalan penyerapan hasil dan harga produk. Maka dengan begitu tentunya akan membuka lapangan pekerjaan di kampung pesisir. “Bahkan tidak menutup kemungkinan, potensi ini akan menyerap juga tenaga kerja di perkotaan. Jadi yang semula pemuda pesisir ke kota, dikemudian hari pemuda kota yang migrasi ke pesisir untuk mencari penghidupan,” ujar Hendra.

Lanjut Hendra, tidak terbatas hanya soal pra dan pasca produksi semata, pemuda pesisir juga dapat dibekali dengan kemampuan pendukung industri perikanan. Misalnya diberikan keterampilan membuat kapal perikanan dari fiber, tempat workshop-nya dapat dibangun di KNMP. Sehingga akan menjawab persoalan pembuatan kapal perikanan, yang saat ini sulit dilakukan atau harganya terbilang mahal. Karena mulai langkanya kayu sebagai bahan baku utama, kalaupun ada kualitasnya terbilang belum layak untuk dijadikan kapal perikanan yang berkualitas.

“Stigma kapal fiber mudah pecah dan sulitnya menemukan bengkel kapal tersebut, akan terjawab oleh KNMP bilamana pemuda pesisir dibekali kemampuan untuk mampu membuat kapal fiber di kampungnya,” terang Hendra. Pendidikan bagi pemuda pesisir menjadi modal utama untuk memastikan keberlanjutan KNMP. Tanpa diberikan pendidikan kepada pemuda pesisir, tidak ada jaminan program ini akan berdampak dan berkelanjutan. Maka dari itu, Hendra berharap akses pendidikan harus diutamakan untuk mendukung KNMP. “Perlu adanya alokasi khusus pendidikan dari anggaran KNMP, untuk meningkatkan SDM menunjang program KNMP. Sehingga akan terbangun SDM unggul di pesisir yang siap terlibat dalam Program KNMP. Misalnya dalam konteks Koperasi Desa Merah Putih yang terbangun nantinya benar-benar mensejahterakan dan berkelanjutan, tidak kemudian diberikan dan habis dibagi-bagi dananya tanpa capaian keberhasilan. Kuncinya tentu selain manusia yang amanah, juga SDM yang terdidik,” tegas Hendra.

KPPMPI bermimpi kampung nelayan ini kembali makmur dan memakmurkan, menjadi pusat perdagangan dan peradaban. Pemuda pesisir mendapatkan pendidikan dan penghidupan dari dan untuk laut serta pesisir. Oleh karena itu, pusat pendidikan dan/atau agenda pendidikan penting dihadirkan di kampung-kampung pesisir.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top