KKP Kurangi Kuota Peserta Didik Baru di Pendidikan Tinggi Vokasi

TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan pengurangan kuota penerimaan peserta didik baru di satuan pendidikan tinggi vokasi untuk tahun akademik 2025/2026.

Sementara itu, Politeknik KP Sidoarjo menjadi satu-satunya institusi yang tidak mengalami perubahan, tetap menerima 250 peserta. Berikut rincian kuota baru di setiap satuan pendidikan:

  1. Politeknik AUP Jakarta: dari 412 menjadi 288
  2. Politeknik KP Bitung: dari 154 menjadi 80
  3. Politeknik KP Sidoarjo: tetap 250
  4. Politeknik KP Sorong: dari 158 menjadi 70
  5. Politeknik KP Karawang: dari 89 menjadi 107
  6. Politeknik KP Bone: dari 160 menjadi 77
  7. Politeknik KP Kupang: dari 101 menjadi 71
  8. Politeknik KP Jembrana: dari 96 menjadi 80
  9. Politeknik KP Pangandaran: dari 90 menjadi 66
  10. Politeknik KP Dumai: dari 90 menjadi 76
  11. AK-KP Wakatobi: dari 50 menjadi 35

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI) Hendra Wiguna menyatakan langkah tersebut dapat melahap harapan anak-anak nelayan. “Pengurangan kuota penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan tinggi vokasi di lingkungan Kementerian Kelautan Perikanan tahun akademik 2025/2026 memupuskan harapan anak nelayan untuk mengakses pendidikan,” ungkapnya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 18 Juli 2025.

Hendra menilai angka pengurangan tersebut sangat signifikan, terlebih di tengah gencarnya semangat pemerintah mendorong hilirisasi sektor perikanan. “Hilirisasi perikanan akan terwujud apabila sumber daya manusia unggul disiapkan. Oleh karena itu, kami berharap kebijakan efisiensi anggaran tidak menyasar akses pendidikan bagi anak nelayan,” tegasnya.

Hendra juga menyoroti persoalan pengangguran, yang menurutnya disebabkan oleh ekosistem lapangan kerja yang buruk. Ia menilai potensi kelautan dan perikanan belum bisa dimaksimalkan karena belum adanya sinergi yang kuat antara dunia pendidikan dan industri tersebut. Ia menuntut pemerintah memberikan afirmasi pendidikan atau beasiswa bagi anak nelayan dan pelaku usaha perikanan lainnya. “Pendidikan adalah kunci perubahan. Bila pemerintah ingin mengembalikan kejayaan dan mendatangkan kemajuan pada sektor kelautan perikanan, maka pemerintah perlu kembali menghadirkan akses pendidikan untuk anak nelayan,” pungkasnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top