Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, saat berkunjung ke Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, menemukan tumpukan cangkang kerang hijau yang membentang sejajar dengan tanggul laut Kalibaru. Menanggapi kondisi ini, Ketua Umum Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI), Hendra Wiguna, menjelaskan bahwa usaha kerang, khususnya kerang hijau, berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja di wilayah pesisir.
“Contohnya di Dadap, Tangerang, para perempuan pesisir setelah menyelesaikan urusan rumah tangga melanjutkan pekerjaan sebagai pengupas kerang hijau. Hal yang sama juga terjadi di banyak daerah pesisir lainnya, seperti Semarang, Medan, dan wilayah sekitarnya,” jelas Hendra dalam keterangan tertulis, Jumat (18/7/2025). Menurutnya, pekerjaan ini turut membantu menambah penghasilan keluarga nelayan, terutama pada momen-momen hari raya atau tahun baru ketika penghasilan pengupas kerang biasanya meningkat.
Pendapatan mereka berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 60.000 per hari. Di Semarang, misalnya, mereka mendapatkan upah sekitar Rp 5.000 per kilogram kerang yang dibersihkan, sehingga pendapatan bergantung pada jumlah kerang yang diolah. “Hadirnya usaha kerang hijau cukup efektif dalam menyerap tenaga kerja. Satu juragan di Dadap Tangerang bahkan mampu memperkerjakan 5 hingga 20 perempuan. Namun, tumpukan cangkang kerang menjadi masalah yang belum ada penanganan serius hingga kini,” terang Hendra.

Bahan Pondasi Rumah
Beberapa masyarakat pesisir memanfaatkan cangkang kerang sebagai bahan pondasi rumah, meskipun perlu kajian lebih mendalam mengenai dampaknya terhadap kekuatan dan kelangsungan bangunan. Hendra menilai kerang hijau memiliki potensi besar, bukan hanya sebagai sumber pangan dan lapangan kerja, tetapi juga sebagai bahan baku inovasi yang dapat memperkuat infrastruktur kampung nelayan.
“Ada juga perempuan pesisir yang membuat souvenir dari cangkang kerang, namun pasarannya masih terbatas. Bahkan mahasiswa ITS pernah mengembangkan cangkang kerang menjadi paving block. Kami berharap pemerintah dapat mendorong inovasi seperti ini untuk mengatasi persoalan cangkang kerang hijau. Dengan begitu, usaha kerang hijau bisa terus berjalan dan membantu meningkatkan pendapatan keluarga nelayan yang saat ini terdampak perubahan iklim,” pungkas Hendra.
