KPPMPI Dorong Peningkatan Keterampilan Pemuda Pesisir untuk Atasi Pengangguran

Menguatkan SDM dalam Hilirisasi Sektor Perikanan Indonesia
Menjadikan sumber daya perikanan sebagai modal pembangunan dan kesejahteraan adalah pilihan yang benar, sudah seharusnya menjadi pilihan utama sejak dulu. Menurut Ketua Umum Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Perikanan Indonesia (KPPMPI), Hendra Wiguna, sumber daya perikanan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, karena ikan dapat berkembang biak dan memperbarui populasinya.

“Meski dapat diperbaharui, pemanfaatan ikan harus dilakukan secara bertanggung jawab. Penting bagi kita untuk memastikan keberlanjutan sumber dayanya. Oleh karena itu, penambahan nilai produk sebagai bagian dari hilirisasi sektor perikanan penting adanya. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan nilai sekaligus mencegah eksploitasi yang berlebihan,” jelas Hendra.

KPPMPI memandang bahwa penting adanya untuk menyiapkan sumber daya trampil untuk mempermudah laju hilirisasi sektor perikanan. Kata Hendra, SDM menjadi kunci utama dalam mensukseskan agenda tersebut. Maka, sarana pendidikan menjadi sangat penting bagi pemuda untuk membekalinya keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dalam ekosistem hilirisasi sektor perikanan. “Mungkin dari Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) setiap tahunnya merekrut sekitar 2000-an taruna untuk masuk di lingkup satuan pendidikan kelautan perikanan tinggi vokasi dan menengah vokasi. Namun, rasanya belum cukup mengingat potensi sumber daya perikanan yang kita miliki serta agenda hilirisasi yang dicanangkan,” terang Hendra.

KKP sendiri saat ini memiliki lima Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) dan sebelas perguruan tinggi berupa politeknik dan akademi. Menurut Hendra, tidak cukup untuk memastikan adanya sumber daya manusia unggul yang akan mengurusi hilirisasi sektor perikanan. “Oleh karena itu, apabila dirasa menghadirkan sekolah perikanan adalah sesuatu yang berat di tengah kebijakan efisiensi anggaran, maka tidak ada salahnya bila di setiap sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dihadirkan kurikulum atau mata pelajaran yang menjadi bagian dari menyiapkan sumber daya unggul di sektor perikanan. Utamanya bagi sekolah-sekolah yang berada di pesisir dan pulau-pulau kecil,” ungkap Hendra.

Pendidikan dan hilirisasi perikanan menjadi dua hal yang tidak dapat terpisahkan, sambung Hendra, keduanya akan menjawab persoalan pengangguran dan urbanisasi pemuda. “Menghadirkan lapangan pekerjaan dari hilirisasi perikanan itu baik, namun kesempatan itu akan hilang bilamana sumber daya kita belum siap. Melihat bagaimana saat ini ada sebanyak 7,28 juta orang menganggur, jumlah ini meningkat sekitar 1,11 persen atau sebanyak 0,08 juta dari tahun 2024. Hal tersebut tentu tidak lepas dari sebab belum adanya ketersesuaian antara SDM dengan permintaan industri,” pungkas Hendra.

Terlebih diperburuk dengan lemahnya permintaan pasar global untuk tekstil, meski demikian peluang besar justru terbuka untuk pasar perikanan. Kendati demikian, KPPMPI berharap adanya upaya untuk penambahan nilai produk perikanan (Value Added) sebagai bagian dari semangat hilirisasi perikanan. Sehingga dengan demikian, akan ada penyerapan tenaga kerja yang signifikan terutama bagi pemuda angkatan kerja. “Oleh karena itu, apa yang diperlukan untuk mewujudkan hilirisasi harus sejalan dengan agenda peningkatan keterampilan sumber daya manusianya. Maka dari itu, terutama pemuda pesisir penting untuk dibekali kemampuan yang diperlukan dalam ekosistem hilirisasi sektor perikanan,” ujar Hendra.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top